Jumat, 16 September 2011

Mars, sebagai tempat tinggal kita di masa mendatang


NASA merencanakan misi yang sangat berani yaitu mengirim sebuah pesawat ruang angkasa berawak dalam perjalanan “pergi tanpa pulang” (one-way trip – perjalanan satu arah) dan menetap secara permanen di planet-planet lain. Gagasan ambisius ini dikenal dengan nama Hundred Years Starship dan akan mengirim para astronot untuk menjajah planet luar angkasa seperti planet Mars dan perlu kita ketahui bahwa mereka tidak akan pernah bisa pulang.
Direktur NASA Ames, Pete Worden, mengungkapkan bahwa salah satu pusat penelitian NASA, Ames Research Centre, telah menerima dana 1 Juta Pounsterling untuk mulai bekerja pada proyek tersebut. Tim peneliti juga menerima tambahan dana sebesar $ 100.000 dari NASA. Worden dalam percakapan panjang di sebuah acara di San Fransisco mengatakan,

“Kami juga berharap untuk membujuk beberapa milyarder untuk membentuk sebuah yayasan Hundred Years Starship.” Kata Worden. “Program antariksa manusia sekarang benar-benar bertujuan untuk menetap di dunia lain,” dia menambahkan. Worden mengatakan ia telah membahas harga potensial untuk perjalanan satu arah ke Mars dengan salah satu pendiri Google, Larry Page, bahwa misi tersebut dapat dilakukan dengan dana sebesar $ 10 miliar.
“Jawaban dia (Larry) adalah, ‘Bisakah diturunkan menjadi $ 1 atau $ 2milliar?” jadi sekarang kami mulai mendapat sedikit argumen di atas harga,” lanjut Worden. Worden juga menyatakan, teknologi baru seperti biologi sintetis dan perubahan genom manusia bisa dieksplorasi di depan misi. Dalam misi tersebut, astronot pertama-tama akan mengunjungi bulan Mars, dimana para ilmuwan dapat melakukan eksplorasi telerobotika secara ekstensif.

Dia juga menyatakan bahwa manusia akan menghuni bulan-bulan Mars tahun 2030 nanti. Kabarnya, penelitian baru menemukan bahwa misi perjalanan manusia satu arah atau perjalanan pergi tanpa pulang ke Mars secara teknologi layak dan akan menjadi pilihan yang lebih murah daripada membawa astronot kembali ke bumi. Seperti yang dimuat dalam Journal of Cosmology, ilmuwan Dirk Schulze-Makuch dan Paul Davies, mengatakan mereka akan mengirim empat astronot sukarelawan pada misi pertama yang secara permanen menjajah Mars.
Namun dalam misi ini, perjalanan manusia satu arah ke Mars tidak akan dilakukan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan seperti dalam program Apollo, tetapi langkah pertama dalam membangun kehadiran manusia menetap di planet tersebut. Para astronot akan dikirimkan bahan-bahan yang diperlukan dari Bumi secara teratur tetapi mereka diharapkan bisa hidup mandiri di permukaan planet merah itu sesegera mungkin. 


Namun demikian, untuk mencapai hal itu akan memerlukan tidak hanya kerja sama internasional, tapi kembali pada semangat eksplorasi dan etos pengambilan resiko, seperti yang dilakukan oleh Columbus sampai Amundsen. Mereka mengakui bahwa misi itu akan dilakukan dengan ‘pertimbangan etis’, dengan persepsi masyarakat umum yang menyatakan bahwa para pionir Mars tersebut dikorbankan dan nasib mereka ditinggalkan.
Tapi mereka berpendapat, penduduk pertama planet Mars akan pergi dengan penuh semangat, sama halnya dengan orang kulit putih pertama yang bermukim di Amerika Utara – bepergian ke negeri yang jauh meski tahu mereka tidak akan pernah kembali ke rumah. Membandingkan dengan beberapa perintis kenamaan, mereka berkata: “Penjelajah seperti Columbus, Frobisher, Scott dan Amundsen, walaupun mereka tidak memulai perjalanan dengan maksud tinggal di tempat tujuan, namun mereka mengambil risiko pribadi yang besar untuk mengeksplorasi lahan baru, yang kita tahu bahwa ada kemungkinan yang signifikan mereka akan binasa dalam usaha ini.”

sumber :http://wisbenbae.blogspot.com/2010/11/misi-nasa-mengirim-astronot-ke-planet.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar