Naga
adalah sebutan umum untuk makhluk mitologi
yang berwujud reptil
berukuran raksasa. Makhluk ini muncul dalam berbagai kebudayaan. Pada umumnya
berwujud seekor ular besar, namun ada pula yang menggambarkannya sebagai kadal
bersayap.
Pandangan Terhadap Naga
Naga, dalam berbagai peradaban dikenal dengan
nama dragon (Inggris),
draken (Skandinavia),
Liong (Cina), dikenal sebagai
makhluk superior yang berwujud menyerupai ular, kadang bisa menyemburkan api,
habitatnya di seluruh ruang (air, darat, udara). Meskipun penggambaran wujudnya
berbeda, namun secara umum spesifikasi makhluk tersebut digambarkan sebagai
mahluk sakti.
Sosok Naga di dunia barat digambarkan sebagai
monster, cenderung merusak dan bersekutu dengan kekuatan gelap. Dicitrakan
sebagai tokoh antagonis yang seharusnya dihancurkan. Seseorang bisa mendapat
gelar pahlawan atau ksatria dengan membunuh Naga. Pendek kata, Naga adalah
ancaman bagi manusia.
Tidak demikian halnya dengan citra Naga di
peradaban timur. Di Cina, naga dianggap sosok yang bijaksana dan agung layaknya
dewa. Naga adalah satu-satunya hewan mitos yang menjadi simbol Shio. Budaya
Minangkabau mengenal dongeng ngarai Sianok yang diciptakan oleh Sang Naga.
Hiasan Naga juga sangat lekat dengan budaya jawa, umumnya ada di gamelan, pintu
candi dan gapura, sebagai lambang penjaga. Masyarakat Dayak juga menggambarkan
Naga sebagai penguasa dunia bawah, dan Burung Enggang sebagai penguasa dunia
atas. Naga di peradaban timur mendapat tempat terhormat, karena meskipun
mempunyai kekuatan super yang bisa menghancurkan, namun tidak semena-mena
bahkan bisa mengayomi.
Naga atau Ular menurut pandangan bangsa
Indonesia dianggap sebagai lambang dunia bawah. Sebelum Zaman Hindu (Neolithicum), di Indonesia terdapat
anggapan bahwa dunia ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu dunia bawah dan
dunia atas, yang masing-masing mempunyai sifat-sifat bertentangan. Dunia bawah
antara lain dilambangkan dengan bumi, bulan, gelap, air, ular, kura-kura, buaya.
Sedangkan dunia atas dilambangkan dengan matahari, terang, atas, kuda, rajawali.[1]
Pandangan semacam itu juga hampir merata di
seluruh bangsa Asia. Dalam cerita Mahabarata
maupun pandangan bangsa Indonesia sendiri sebelum Zaman Hindu, naga atau ular
selalu berhubungan dengan air, sedangkan air mutlak diperlukan sebagai sarana
pertanian.
India
Istilah naga merupakan kata serapan dari bahasa
Sanskerta atau India kuno yang bermakna "ular". Dalam
naskah Mahabharata
dikisahkan bahwa para Naga merupakan anak-anak Resi Kasyapa
dari perkawinannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara
lain Sesa, Taksaka,
Basuki,
Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra. Bangsa Naga yang berjumlah ribuan memiliki
dua orang sepupu berwujud burung dan disebut sebagai bangsa Kaga. Keduanya bernama
Aruna
dan Garuda,
yang merupakan putra dari Dewi Winata yang juga dinikahi Resi Kasyapa. Dengan
demikian, hubungan antara Naga dengan Kaga selain sebagai sepupu juga sebagai
saudara tiri. Meskipun demikian hubungan mereka kurang baik dan sering terlibat
perselisihan. Di antara para Naga ada pula yang menjadi dewa, yaitu Sesa, yang tertua di antara putra Kadru.
Ia memisahkan diri dari adik-adiknya dan hidup bertapa menyucikan diri. Ia
akhirnya diangkat sebagai dewa para ular, bergelar Ananta.
Cina
Dalam tradisi Cina juga terdapat makhluk
bernama Liong atau Lung yang umumnya diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia dengan istilah naga. Makhluk ini digambarkan sebagai
ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga
berbeda dengan naga versi India.
Naga versi Cina dianggap sebagai simbol
kekuatan alam, khususnya angin topan. Pada umumnya makhluk ini dianggap
memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati. Naga dianggap sebagai
penjelmaan roh orang suci yang belum bisa masuk surga. Biasanya roh orang
suci menjelma dalam bentuk naga kecil dan menyusup ke dalam bumi untuk
menjalani tidur dalam waktu lama. Setelah tubuhnya membesar, ia bangun dan
terbang menuju surga.
Sebagian ilmuwan berpendapat, naga Cina
merupakan makhluk khayal yang diciptakan oleh masyarakat zaman dahulu akibat
penemuan fosil dinosaurus. Makhluk ini juga dikenal dalam kebudayaan Jepang dengan
istilah Ryuu.
Naga di dalam shio memiliki arti kebenaran.
Arti lain adalah perlindungan dan keperkasaan. Shio naga ada pada tahun
2012,2000, 1988, 1876, 1964, 1952, 1940 . Shio naga memiliki kemampuan mulut
yang baik dan sayangnya sering membuatnya celaka.
Kalimantan
Naga dalam budaya Kalimantan, kususnya suku Dayak
dan suku Banjar
dianggap sebagai simbol alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau
tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam
air.
Menurut budaya Kalimantan,
alam semesta merupakan perwujudan "Dwitunggal Semesta" yaitu alam
atas yang dikuasai oleh Mahatala atau Pohotara, yang
disimbolkan enggang gading (burung), sedangkan alam bawah
dikuasai oleh Jata atau Juata yang
disimbolkan sebagai naga (reptil). Alam atas bersifat panas (maskulin)
sedangkan alam bawah bersifat dingin (feminim). Manusia hidup di antara
keduanya.
Dalam budaya Banjar, alam bawah merupakan
milik Puteri Junjung Buih sedangkan alam atas milik Pangeran Suryanata,
pasangan suami isteri yang mendirikan dinasti kerajaan Banjar. Setelah
berkembangnya agama Islam, maka oleh suku Banjar alam atas dianggap dikuasai
oleh Nabi Daud,
sedangkan alam bawah dikuasai oleh Nabi Khidir
Dalam arsitektur rumah Banjar, makhluk naga dan burung enggang
gading diwujudkan dalam bentuk tatah ukiran, tetapi sebagai budaya yang tumbuh
di bawah pengaruh agama Islam yang tidak memperkenankan membuat ukiran makhluk
bernyawa, maka bentuk-bentuk makhluk bernyawa tersebut disamarkan atau
didistilir dalam bentuk ukiran tumbuh-tumbuhan.
Eropa
Mitos dan dongeng rakyat tentang naga juga
telah tumbuh di dunia Barat sejak berabad-abad silam. Naga di dunia Barat
digambarkan sebagai kadal besar dengan 2 tangan dan 2 kaki yg memiliki sayap
begitu besar, juga memiliki kemampuan untuk menyemburkan lidah-lidah api dan
digambarkan memiliki gua bawah tanah. Naga seperti ini adalah naga yang
terlihat dalam film Harry Potter and the Goblet of Fire
& Harry Potter
and the Deathly Hallows Pt.2 Naga ini selalu digambarkan memangsa
manusia.
Dari
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar