Selasa, 07 Desember 2010

Pertanyaan seputar Homoseksual


Ini adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan kepada saya baik dari komunitas maupun masyarakat selama bekerja untuk issue Gay, biseksual dan waria. pertanyaan muncul kadang saat berada di komunitas, melakukan pendampingan atau di tengah masyarakat yang mengenalku sebagai aktivis.. menarik nya, adakala pertanyaan singkat tersebut menyebabkan diskusi panjang dan seru

Apakah Homoseksual gangguan kejiwaan ?
1. Saat ini Homoseksual tidak lagi dianggap sebagai gangguan kejiwaan berdasarkan ASOSIASI PSIKIATER AMERIKA SERIKAT pada tahun 1972 telah menyatakan bahwa: HOMOSEKSUALITAS HARUS DIKELUARKAN DARI KATEGORI GANGGUAN/KERUSAKAN MENTAL.

2. Badan Kesehatan Dunia dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan/atau WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) pada tahun 1980 telah mengeluarkan resolusi yang menyatakan bahwa: KELOMPOK HOMOSEKSUAL BUKANLAH KELOMPOK PENYANDANG CACAT MENTAL.

3. Para ahli kejiwaan diIndonesia sendiri, yang diperkuat oleh DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA sebagai otoritas tertinggi pengesahan sistem kesehatan negara Indonesia, SUDAH TIDAK LAGI MENCANTUMKAN HOMOSEKSUALITAS SEBAGAI BAGIAN DARI PENYAKIT KEJIWAAN pada dokumen resmi negara yang bernama: PEDOMAN PENGGOLONGAN DAN DIAGNOSIS GANGGUAN JIWA KE-03 TAHUN 1993

Dan apakah mereka pantas dilecehkan?
Tentu saja tidak ,tetapi pelecehan muncul karena Di masyarakat kita, bahkan di komunitas Homoseksual sendiri masih banyak menstigma bahwa mereka “sakit”, sekong “ atau tidak normal.

Anggapan-anggapan ini Seringkali menjadi pemicu tindak kekerasan terhadap teman-teman homoseksual; dilempari batu dan diolok-olok ketika sedang berkumpul, dll. Pantaskah Oknum masyarakat melakukan hal ini ? menganggap diri mereka atau bahkan kita lebih ‘suci’, “normal”, “sehat” dari teman-teman yang memilih atau terlahir sebagai Homoseksual?

Kekuatiran sebagian masyarakat bahwa homoseksual akan menulari heteroseksual adalah kekuatiran yang tidak berdasar, karena secara Logis, jika orientasi seksual bisa menular makan Heteroseksual lebih mempunyai porsi dan kemungkinan sangat besar untuk melakukannya. Sangat disayangkan ketika sikap ketakutan tersebut yang sering disebut sebagai Homophobia juga menjalar ke ruang Publik . Ketika adanya pelarangan prilaku “kewanita-wanitaan” yang sering dianggap sebagai ciri homoseksual adalah tidak tepat. Karena homoseksual tidak terkait secara langsung dengan tingkah laku, sifat, gestur tubuh dan lainnya.

Bukti nya banyak homoseksual laki-laki yang Macho, maskulin, atau Lesbian yang sangat feminim. Pelarangan ini adalah bentuk pemasungan negara atau lembaga negara terhadap kreativitas anak bangsa. Bangsa ini perlu banyak lagi belajar sejarahnya. Budaya masa lalu di sulawesi ( Bissu), Jawa timur ( warok an), sumatera barat telahy mengajarkan bagaimana hidup damai dalam keberagaman identitas diri ( gender) maupun orientasi seksual.

Apakah FPI punya hak untuk memberantas Homoseksual?
Pertanyaan ini sering dikemukan baik dimasyarakat umum ataupun di komunitas homoseksual sendiri. FPI, hanyalah organisasi sekelompok orang yang tidak pernah menghargai keberagaman dan kebebasan individu. Pemaknaan keagamaan secara sempit tentang Al Qur’an telah menyebab kan mereka sangat tidak toleran atau bahkan di salah satu Demo di QFF Jakarta, mereka menyebutkan darah homoseksual adalah halal ( 24 sept 2010). Dalam artian FPI sebenarnya telah melakukan ancaman kepada warga negara lain.

Perlindungan adalah kewajiban negara, Negara seharusnya mempunyai tanggung jawab dalam melindungi setiap warga nya, terlepas apapun suku, agama, warna kulit, gender dan orientasi seksual. Saat ini Pemerintah Indonesia masih perlu advokasi untuk memberikan kenyamanan buat semua warga negara nya yang ber Bhineka Tunggal Ika. Kalo misalnya ada seseorang yang setiap mimpi selalu nglakuin hubungan seksual dengan sesama jenisnya, apa bisa dikatain homo?

Jika mimpi yang dimaksud mimpi basah, yang biasanya terjadi pada setiap laki-laki setelah akil baligh. kebanyakan obyek seksual dalam mimpi merupakan wujud obyek seksual di kehidupan sehari-hari. Heteroseksual ketika bermimpi, melakukan hubungan seksual maka obyeknya cenderung lawan jenisnya,. Begitu juga dengan homoseksual, dalam artian jika mimpi nya selalu berhubungan seks sesama jenis ada indikasi kalo dia seorang homoseksual! Tetapi mimpi saja tidak menentukan oreintasi seksual seseorang.

Kok bisa ya homoseksual itu terjadi?
Terdapat dua garis besar kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya homoseksual sebagai berikut:

1. Biologis
Berdasarkan kajian ilmiah, beberapa faktor penyebab orang menjadi homoseksual dapat dilihat dari :

Susunan Kromosom
Perbedaan homoseksual dan heteroseksual dapat dilihat dari susunan kromosomnya yang berbeda. Seorang wanita akan mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom x dari ayah. Sedangkan pada pria mendapatkan satu kromosom x dari ibu dan satu kromosom y dari ayah. Kromosom y adalah penentu seks pria. Jika terdapat kromosom y, sebanyak apapun kromosom x, dia tetap berkelamin pria. Seperti yang terjadi pada pria penderita sindrom Klinefelter yang memiliki tiga kromosom seks yaitu xxy. Dan hal ini dapat terjadi pada 1 diantara 700 kelahiran bayi. Misalnya pada pria yang mempunyai kromosom 48xxy. Orang tersebut tetap berjenis kelamin pria, namun pada pria tersebut mengalami kelainan pada alat kelaminnya.

Ketidakseimbangan Hormon
Seorang pria memiliki hormon testoteron, tetapi juga mempunyai hormon yang dimiliki oleh wanita yaitu estrogen dan progesteron. Namun kadar hormon wanita ini sangat sedikit. Tetapi bila seorang pria mempunyai kadar hormon esterogen dan progesteron yang cukup tinggi pada tubuhnya, maka hal inilah yang menyebabkan perkembangan seksual seorang pria mendekati karakteristik wanita.

Struktur Otak
Struktur otak pada straight females dan straight males serta gay females dan gay males terdapat perbedaan. Otak bagian kiri dan kanan dari straight males sangat jelas terpisah dengan membran yang cukup tebal dan tegas. Straight females, otak antara bagian kiri dan kanan tidak begitu tegas dan tebal. Dan pada gay males, struktur otaknya sama dengan straight females, serta pada gay females struktur otaknya sama dengan straight males, dan gay females ini biasa disebut lesbian.

Kelainan susunan syaraf
Berdasarkan hasil penelitian terakhir, diketahui bahwa kelainan susunan syaraf otak dapat mempengaruhi prilaku seks heteroseksual maupun homoseksual. Kelainan susunan syaraf otak ini disebabkan oleh radang atau patah tulang dasar tengkorak.

2. Lingkungan
Lingkungan diperkirakan turut mempengaruhi terbentuknya homoseksual. Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat mempengaruhi terbentuknya homoseksual terdiri atas berikut:

A. Budaya / Adat-istiadat
pada dasarnya budaya dan adat istiadat yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu sedikit banyak mempengaruhi pribadi masing-masing orang dalam kelompok masyarakat tersebut, maka demikian pula budaya dan adat istiadat yang mengandung unsur homoseksualitas dapat mempengaruhi seseorang. Mulai dari cara berinteraksi dengan lingkungan, nilai-nilai yang dianut, sikap, pandangan, maupun pola pemikiran tertentu terutama sekaitan dengan orientasi, tindakan, dan identitas seksual seseorang. (mis:budaya suku Etoro ,pedalaman Papua New Guinea, terdapat ritual keyakinan dimana laki-laki muda harus memakan sperma dari pria yang lebih tua (dewasa) untuk memperoleh status sebagai pria dewasa.)

B.kegagalan identifikasi
Homoseksual terbentuk ketika anak-anak gagal mengidentifikasi dan mengasimilasi – apa, siapa, dan bagaimana – menjadi dan menjalani peranan sesuai dengan identitas seksual mereka berdasarkan nilai-nilai universal pria dan wanita. Kegagalan identifikasi terkait dengan pola asuh, faktor dominan ayah/ibu dll

C. Kekerasan seksual / Penderaan seksual / Sexual abuse & Pengalaman traumatic
Pengalaman traumatik tidak hanya terbatas pada mengalami kekerasan seksual, melihat seorang yang melakukan kekerasan seksual ataupun melakukan hubungan homoseksual juga dapat menjadi sebuah pengalaman traumatik bagi seseorang.

D.Melakukan hubungan homoseksual yang bukan murni didasari oleh orientasi homoseksual (ketertarikan yang bersifat romantis) melainkan karena dimotivasi oleh rasa tergantung terhadap sesama jenis dan kebutuhan akan power (kuasa) disebut pseudohomoseksual Seorang pseudohomoseksual meyakini bahwa dirinya lemah dan tidak memiliki kuasa / kekuatan untuk dapat memenuhi kebutuhannya dan meraih apa yang diinginkannya sendirian. Karena itu ia mencari seseorang yang dapat dijadikannya sebagai pegangan, sebagai tempatnya berlindung dan bergantung. Dengan latar belakang pengalaman hidupnya, ia menemukan kenyamanan dan rasa aman ketika berhubungan dengan sesama jenisnya. Oleh karena itu seorang pseudohomosexual menjadi dependent kepada sesama jenisnya.

Beberapa pihak mengatakan bahwa faktor lingkungan sebagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya homoseksual berarti hendak menyatakan bahwa kaum homoseksual memilih untuk menjadi homoseksual. Pernyataan ini dicapai dengan didasarkan pada sebuah pemikiran bahwa pada dasarnya manusia itu diberikan kehendak bebas untuk memilih dan menentukan jalan hidup mereka sendiri. Dengan demikian meskipun lingkungan dapat melakukan segala sesuatu, menciptakan situasi dan kondisi tertentu, dan mempengaruhi seseorang namun keputusan tetaplah berada di tangan orang tersebut untuk memilih. Maka muncullah sebuah pernyataan bahwa homoseksual adalah hasil sebuah pilihan yang dibuat oleh diri sendiri.

Sementara dari sisi faktor biologis, dengan menerima faktor biologis sebagai faktor yang mempengaruhi terbentuknya homoseksual berarti hendak menyatakan bahwa kaum homoseksual terlahir dan dipilih sebagai homoseksual. Pernyataan ini dicapai dengan didasarkan pada sebuah pemikiran bahwa manusia lahir dengan kondisi genetik, otak, hormon, dan sususan syaraf tertentu yang telah diberikan oleh-Nya demikian adanya. Mereka tidak memilih untuk memiliki rangkaian genetik, otak, hormon, dan susunan syaraf tertentu yang dapat menjadikan mereka homoseksual. Kaum homoseksual tidak memilih untuk menjadi homoseksual. Mereka lahir dengan kondisi demikian, mereka dipilih sebagai homoseksual.
Dengan demikian, untuk yang memandang homoseksual sebagai pengaruh dari faktor biologis, bahwa seorang homoseksual dipilih sebagai homoseksual nampaknya homoseksual menjadi harga mati.

Sementara untuk yang memandang homoseksual sebagai pengaruh lingkungan, bahwa seorang homoseksual memilih untuk menjadi homoseksual nampaknya perlu mengembangkan sikap lebih toleran, menghargai, berempati, dan kindness terhadap homoseksual, tidak semata-mata menghakimi dan mengecam – karena lingkunganpun turut berperan dan turut ambil bagian dalam membentuk homoseksual

Kira-kira homoseks bisa disembuhin nggak?
Kalo yang dimaksud sembuh itu adalah nggak ada ketertarikan lagi dengan sesama jenis, ini sangat sulit, tetapi bisa menikah dengan lawan jenis dan bisa punya anak, ini masih menjadi pendapat kebanyakan masyarakat. Banyak homoseks yang mencoba melakukan itu (menikah dengan lawan jenis dan punya anak) hanya sekedar bisa diterima oleh masyarakat sebagai orang ‘normal’. Duh.. Apakah itu yang dikatakan sembuh?

Mmm, mungkin lebih tepatnya itu dikatakan sebagai ikhtiar untuk sembuh. Sedangkan ‘sembuh’ itu sendiri masih. Tapi jika terjadi peralihan orientasi seksual ( terutama Pseudo Homoseksual) karena berubahnya lingkungan sangat dimungkinkan. Banyak kasus di penjara, barak militer , pesantren, asrama putra , putri dan lainnya membuktikan hal tersebut. Ketika lingkungan berubah , merka berubah orientasi seksualnya, tapi banyak juga yang berlanjut.

Homoseksual bisa menular nggak?
Menular kayak serangan flu? Ya enggak donk. Seseorang melakukan perilaku homoseks karena berbagai alasan. Ambil contoh aja, seseorang yang secara terus-menerus dirangsang secara seksual oleh sesama jenisnya, maka dalam pikiran dia kenikmatan seksual itu yaa seperti itu. Lalu dia pun punya kecenderungan mempraktekan perilaku homoseks itu. Maka, bisa jadi orientasinya kemudian adalah homoseksual.

Jika hanya makan bareng, ngobrol bareng, masak bareng, bahkan ekstrimnya hidup bareng pun kalo tanpa melakukan hubungan seksual atau perilaku-perilaku seksual, maka nggak akan membuat orang ikut-ikut jadi homoseks.

Apakah Homoseksual penyebab AIDS???
Homoseksual bukan penyebab AIDS. AIDS muncul disebabkan penurunan kekebalan tubuh seseorang akibat terinfeksi virus HIV. karena kekebalan tubuh yang tidak cukup untuk melindungi tubuh dari kuman, bakteri , virus dan benda-benda lain yang ada diluar atau dalam tubuh maka munculah berbagai infeksi opportunistik di tubuh orang tersebut. tahap ini yang disebut AIDS.

Apakah homseksual laki-laki selalu berprilaku “kewanita-wanitaan”?
Tidak selalu, banyak homoseksual yang tampil sangat biasa sehingga tidak berbeda dengan laki-laki lainnya. Gestur, sikap cara bicara dan lainnya tidak ada hubungan dengan orienatsi seksual. hal ini muncul karena dimasyarakat ada konsep gender yang sangat bias, sehingga ada ketentuan tidak tertulis jika laki laki harus macho, tidak boleh pakai baju pink, tidak boleh rambut panjang, tidak boleh berdandan dan lain-lain begitu juga sebaliknya. konsep ini ketika diterapkan ke komunitas homoseksual memunvculkan streotips seperti itu. Kenyataan nya jauh lebih banyak homoseksual yang Macho, manly atau feminim dari heteroseksual.

( Sumber : hermanvarella )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar